Selasa, 26 Mei 2009

PENGUNGKAPAN DIRI DAN JENDELA JOHARI

Salah satu upaya untuk menciptakan proses komunikasi yang efektif adalah dengan keberanian untuk mengungkapkan diri secara terbuka dan obyektif. Ludlow dan Panton (1996 : 9) menyatakan, bahwa dalam menafsirkan informasi, kita lebih melihat atau mendengar apa yang kita inginkan dari pada menghadapi fakta-fakta obyektif. Oleh karena itu, penghalang terbesar obyektivitas adalah konsep diri (self concept), yakni apa yang “kita ketahui” dalam hubungan kita dengan dunia dan orang lain, dan kita cenderung menolak informasi yang tampaknya mengancam konsep diri tersebut. Dengan kata lain, obyektivitas dalam komunikasi akan terganggu manakala terjadi “pembiasan persepsi” antar pribadi.

Dalam hubungan ini, maka Jendela Johari bermanfaat untuk mengurangi adanya pembiasan persepsi tersebut. Dari gambar dibawah ini dapat disimak bahwa ketika kita sedang bersama atau berkomunikasi dengan orang lain, terdapat beberapa unsur dari diri, sikap, perilaku dan kepribadian kita yang kita sadari dan juga tampak nyata bagi orang lain (bidang TERBUKA). Disisi lain, orang mungkin mengamati segi-segi kehidupan kita yang tidak kita sadari, misalnya “nafasnya bau pete” (bidang TAK DISADARI).

Disamping itu, kita sering cenderung menjaga beberapa bagian dari diri, sikap dan perasaan, serta hal-hal pribadi kita dan tidak membukanya kepada orang lain (bidang TERTUTUP). Sementara seringkali kita sadari juga bahwa ada beberapa aspek kehidupan yang tidak kita ketahui serta tidak tampak pula bagi orang lain, akan tetapi sangat mempengaruhi perilaku kita – misalnya kemarahan yang muncul tanpa sebab (bidang TAK DIKETAHUI).

Pada saat seseorang bertemu dan berkomunikasi untuk pertama kalinya dengan orang lain, terdapat kecenderungan untuk tidak terlalu membuka diri, sehingga bidang terbuka menjadi kecil. Akibatnya, komunikasi menjadi kurang efektif, dan diperlukan langkah-langkah untuk memperluas bidang terbuka ini, sekaligus mempersempit bidang tak disadari dan bidang tertutup. Hal ini dapat dicapai melalui dua rangkaian aktivitas yang dilakukan dengan penuh kesadaran, yakni pengungkapan diri dan umpan balik.

Pengungkapan diri adalah pemberian informasi mengenai diri kita secara cuma-cuma kepada orang lain dan bermanfaat untuk memperkecil bidang tak disadari. Sementara umpan balik adalah tanggapan dari orang lain yang bermanfaat untuk memperkecil bidang tak disadari.

Diri orang dapat digambarkan terdiri dari 4 (empat) bidang yang merupakan hasil pengamatan/ persepsi orang terhadap diri sendiri dan orang lain. Jadi jati diri orang dapat digambarkan sebagai suatu jendela seperti dibawah ini :

Bidang 1 : DIRI TERBUKA.

Bagian diri yang disadari oleh diri sendiri dan oleh yang bersangkutan ditampilkan kepada orang lain atas kemauannya sendiri. Misalnya perasaan-perasaan, pendapat-pendapat dan pikiran-pikiran yang dipilih untuk disampaikan kepada orang lain. Termasuk juga hal-hal yang tidak dapat ditutupi terhadap orang lain, seperti : muka, bentuk badan, usia yang tampak pada kondisi badan (tua, muda), meskipun banyak orang yang ingin menutupinya.

Bidang 2 : DIRI TERSEMBUNYI.

Bagian diri yang tidak dikenal oleh diri sendiri dan oleh orang lain ini adalah berupa motif-motif, kebutuhan yang tidak disadari/terlupakan atau didesak ke bawah sadar sehingga tidak dikenal lagi dan masih mempengaruhi tindakan-tindakan orang dalam berhubungan dengan orang lain.

Bidang 3 : DIRI TERLENA.

Bagian diri yang tanpa disadari oleh dirinya, tertutup terhadap dirinya, akan tetapi tersampaikan kepada orang lain atau diketahui orang lain. Misalnya : kebiasaan-kebiasaan, sifat-sifat dan kemampuan tertentu yang tanpa disadari ada pada diri sendiri, yang sering berpengaruh (positif – negatif) dalam berhubungan dengan orang lain (sering membuat interupsi kurang memperhatikan perasaan orang lain, sering membantah, membanggakan diri sendiri, dsb).

Bidang 4 : DIRI TAK DIKENAL OLEH SIAPAPUN.

Bagian diri yang tidak dikenal oleh diri sendiri dan orang lain, ini adalah berupa motif-motif, kebutuhan yang tidak disadari/terlupakan atau didesak kebawah sadar sehingga tidak dikenal lagi dan masih mempengaruhi tindakan-tindakan orang dalam berhubungan dengan orang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar